Polemik antara PSSI dan Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) akan ditentukan oleh pengadilan arbitrase olahraga dunia, CAS. CAS akan menentukan apakah PSSI dibawah kepemimpinan Djohar Arifin Husin tetap memiliki legitimasi untuk memutar roda organisasi. Ketentuan itu diungkapkan Ketua KONI, Tono Suratman , Jumat (16/3).
Menurut Tono, keputusan memilih CAS didasari keinginan untuk menyelesaikan polemik secara fair dan penuh rasa kormat. Jalan KLB tanpa didasari alasan hukum, dinilai hanya akan mempolitisir konflik. Dia merujuk konflik PSSI terdahulu yang tidak menemui titik terang sekalipun melewati dua KLB.
"Ada pengadilan arbitrase CAS untuk menemukan solusi atas apa yang dipolemikkan kedua pihak. Kami KONI akan mengawal ke arah penyelesaian di arbitrase," kata Tono yang dihubungi via telepon.
Dia meminta kepada PSSI dan KPSI agar tetap memegang kehormatan saat menempuh jalur arbitrase. Apapun hasil yang diputuskan CAS harus dipatuhi. Jika PSSI maupun KPSI tetap "mbalelo" saat CAS menjatuhkan keputusan, barulah KONI akan mengambil tindakan.
Tono mengaku, solusi KONI untuk mengambil alih kontrol PSSI hanyalah satu alternatif yang masih jauh kemungkinannya. Dia berharap, solusi ambil alih tidak dan kedua pihak tetap patuh pada putusan hukum dari CAS. "Kalau keputusan CAS tidak dipatuhi itu tandanya mereka tidak memiliki mata hati. Padahal mata hatilah yang diperlukan oleh setiap pengurus olahraga,"
Menurut Tono, keputusan memilih CAS didasari keinginan untuk menyelesaikan polemik secara fair dan penuh rasa kormat. Jalan KLB tanpa didasari alasan hukum, dinilai hanya akan mempolitisir konflik. Dia merujuk konflik PSSI terdahulu yang tidak menemui titik terang sekalipun melewati dua KLB.
"Ada pengadilan arbitrase CAS untuk menemukan solusi atas apa yang dipolemikkan kedua pihak. Kami KONI akan mengawal ke arah penyelesaian di arbitrase," kata Tono yang dihubungi via telepon.
Dia meminta kepada PSSI dan KPSI agar tetap memegang kehormatan saat menempuh jalur arbitrase. Apapun hasil yang diputuskan CAS harus dipatuhi. Jika PSSI maupun KPSI tetap "mbalelo" saat CAS menjatuhkan keputusan, barulah KONI akan mengambil tindakan.
Tono mengaku, solusi KONI untuk mengambil alih kontrol PSSI hanyalah satu alternatif yang masih jauh kemungkinannya. Dia berharap, solusi ambil alih tidak dan kedua pihak tetap patuh pada putusan hukum dari CAS. "Kalau keputusan CAS tidak dipatuhi itu tandanya mereka tidak memiliki mata hati. Padahal mata hatilah yang diperlukan oleh setiap pengurus olahraga,"