VIVAnews- Saham asia turun pada Senin karena investor sejenak menunggu hasil data pekerjaan Amerika, yang bisa menurunkan ekspektasi pelonggaran kebijakan menjelang rapat Bank Sentral AS. Sementara kekhawatiran perlambatan China juga memberikan tambahan sentimen negatif.
Seperti yang dikutip Reuters, MSCI Asia Pasifik kecuali Jepang turun 0,3 persen setelah naik sebanyak 1,3 persen pada Jumat meski turun 1,5 persen dalam seminggu.
Indeks Nikkei Jepang rata-rata naik ke level tertinggi di awal perdagangan pada Senin, setelah naik 2 persen pada Jumat menuju puncak di level 10.000 untuk pertama kalinya dalam tujuh bulan.
Yunani berhasil menghindari ancaman langsung dari standar yang tidak terkendali ketika sejumlah kreditor svasta setuju dengan kesepakatan pertukaran obligasi pada Jumat yang akan memotong utang publik dan memberikan jalan untuk bailout baru.
Sementara kekhawatiran terkait utang Eropa tidak akan memudar dengan selesainya debt swap Yunani. Menurut analis Barclays Capital fokus saat ini kemungkinan akan bergerser ke pertumbuhan global dan kebijakan moneter.
Data akhir pekan lalu menunjukkan neraca perdagangan China anjlok US$31,5 miliar pada Februari. Hal itu menunjukkan permintaan luar negeri lemah.
Pada penutupan akhir pekan, Indeks Dow Jones sendiri ditutup naik 14,08 poin atau 0,11 persen di level 12.922,02. Sementara indeks Standard & Poor 500 naik 4,96 poin atau 0,36 persen di level 1.370,87. Nasdaq Composite Index naik 17,92 poin atau 0,6 persen di level 2.988,34.
Sementara dalam seminggu, Dow Jones turun 0,4 persen, S&P 500 naik 0,1 persen dan Nasdaq naik 0,4 persen. (eh)