VIVAnews- Menteri Keuangan Agus Martowardojo mengatakan realisasi harga minyak mentah Indonesia (ICP) pada tahun 2011 sebesar US$111,6 per barel merupakan yang tertinggi dibandingkan beberapa tahun sebelumnya. Hal itu membuat anggaran subsidi membengkak menjadi Rp129,7 triliun dari ketentuan anggaran pendapatan dan belanja negara perubahan 2011 sebesar Rp95,9 triliun.
Agus mengatakan pada tahun 2011 volume konsumsi premium diatas 2010 dimana pada 2010 22,9 juta KL meningkat 25,5 juta KL pada 2011 dan solar meningkat dari 12,9 juta KL pada 2010 menjadi 14,5 juta KL pada 2011. Hal berbeda terjadi pada minyak tanah yang mengalami penurunan dari 2,3 juta KL pada 2010 menjadi 1,6 juta KL pada 2011 ini karena keberhasilan upaya konversi.
"2011 konsumsi premium naik 11 persen dan solar naik 12 persen dari konsumsi 2010, sedangkan minyak tanah turun 27 persen," ujarnya dalam rapat kerja dengan Komisi VII DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa 6 Maret 2012.
Agus mengatakan bahwa pada 2011 terjadi peningkatan volume konsumsi dari ketetapan APBN-P sebesar 1,3 juta KL. "Sampai akhir tahun 2011 diperkirakan konsumsi BBM mencapai 41,7 juta KL diatas rencana APBN-P 40,4 juta KL," ujarnya.
Harga keekonomian pada saat ICP US$111,6 per barel membuat premium berada pada posisi Rp8.400 per liter, Pertamax Rp8.700 per liter dan solar Rp9.100. "Konsekuensinya premium, solar jauh diatas harga subsidi di Rp4.500," tuturnya.
Pemerintah berencana melakukan pembayaran sementara subsidi BBM tahun 2011 sebesar Rp164,7 triliun yang didasarkan realisasi harga minyak menjadi US$109,9 per barel dan nilai tukar rupiah rata-rata Rp8.732 per dolar, serta volume BBM 40,3 juta KL. "Pembayaran akan dilakukan setelah di audit Badan Pemeriksa Keuangan," ujarnya. (sj)